Di
ruangan putih berukuran 3x4 itu, Ajeng tak berhenti mengayunkan langakahnya
kesana kemari. Nervous, cemas sekaligus bahagia yang dirasaknnya seolah
bom atom yang siap meledak. Hari ini akan menjadi hari yang bersejarah dalam
hidupnya sebagai wanita.
“Aduh,
Ajeng.. tenang dong… semua akan baik-baik aja…” Dea sahabatnya sibuk mematut
diri di kaca seolah acuh pada sahabatnya yang sedang gelisah.
Tok..tok..tok…
“Mbak
Ajeng udah siap?” Tanya seseorang diluar kamar itu.
“Iya
udah,, bentar lagi aku turun..” jawab Ajeng tegas sembari mematut dirinya
sekali lagi di cermin.
Matanya
mengisyaratkan pertanyaan ‘how’ pada Dea. Dan Dea pun menjawabnya dengan
mengangkat dua jempol dan berbisik ‘perfect’. Ajeng pun melangkahkan
kakinya keluar kamar dan menuju tempat bahagianya. Seperti dalam adegan film
drama, Ajeng larut dalam kenangan masa lalunya ketika dia berjalan menuju meja
akad nikahnya.
Ajeng
ingat saat dia pertama kali bertemu sang pria. Saat itu dia sedang bekerja
sebagai tour guide di salah satu travel agent. Ketika itu dia mengantarkan para
turis asing dari Thailand. Damar adalah WNI yang bekerja di perusahaan otomotif
disana, dan sedang berkunjungf ke Indonesia bersama teman-temannya. Damar
lelaki yang dikenalnya begitu sopan dan ramah.
Berawal
dari pertemuan itu, Damar dan Ajeng menjadi semakin akrab dan akhirnya
memutuskan untuk menjalin kasih. Selama kurang lebih 2 tahun, Damar pun
melamarnya dengan begitu romantis di Phuket, Thailand. Sampai saat ini Ajeng
tak pernah menyangka kehidupan cintanya akan menjadi sehebat ini. Semuanya terasa
sempurna, sampai membuat orang iri melihatnya.
“Pasti
inget-inget masa lalu?” Tanya Dea sambil menyikut sahabatnya yang sedang
melamun.
“Sampai
sekarang, belum percaya aja gue bakal nikah ama dia..” dalam hati Ajeng berkata
lirih ‘tentangmu yang selalu manis, Damar’.
Ajeng
pun sampai di meja akad nikahnya. Sang mempelai pria pun siap dengan hafalan
ijab kabulnya. Ajeng tak kuasa menahan haru ketika sang pria dengan lancer dan
satu nafas mengucapkan ijab kabulnya. Semua hadirin pun tampak begitu haru
melihat prosesi sakral tersebut. Beberapa ada yang terlihat menangis saking
harunya.
Saudari Ajeng Maharani dan Saudara Danu
Prabowo dengan ini kalian resmi menjadi suami istri. Kepada mempelai wanita dipersilahkan
mencium tangan sang suami, dan kepada mempelai pria dipersilahkan mencium
kening sang istri.
Begitulah
MC acara mengumumkan akhir dari prosesi sakral di pagi hari itu.
Terima
kasih Danu, kamu sudah menerimaku apa adanya. Ini semua bukan salahmu, ini
harusnya bukan jadi tanggung jawabmu. Kalau saja kakakmu yang pengecut itu tak
pergi meninggalkanku dan calon bayi dirahimku ini, tepat ketika dia melamarku,
mungkin kau sudah bersama sahabatku Dea.
Fin.
Bandung,
Minggu malam.. 7.43 pm
#15HariNgeblogFF
minta di komen nih tulisan.. :)
suka endingnya sukaaaaa.. :D
BalasHapusmakasih...makasih...
BalasHapusinjury time itu bikinnya..
:)