Minggu, 15 Januari 2012

AKU MAUNYA KAMU, TITIK!



AKU MAUNYA KAMU, TITIK!

Senja. Vanilla latte. Sedikit rindu. Suatu rumus kegalauan yang dirasakan oleh Dina dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Kalau orang lain pulang kerja malam karena lembur, Je berbeda. Dia menunggu kejenuhan terhadap macetnya ibukota dengan melamun dan hanya menikmati detik-detik matahari pergi. Yang hatinya ikut terbawa gelap.

Jenova Maharani. Seorang fashion consultant muda di salah satu majalah fashion ternama ibukota. Belum jelas tentang hatinya dan sedang menanti kepastian.

“Lembur lagi mbak?” tanya seorang office boy yang sedang melakukan pekerjaan rutinnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB.

Hanya anggukan yang diterima oleh si office boy. Berpura-pura menatap layar laptop yang sebenarnya hanya menampilkan layar kosong. Terlihat jelas dijidat Je bertuliskan ‘lagi galau, sedang tidak ingin mengeluarkan sepatah katapun’.   

Beep.. beep.. beep.. beep..

Mommy calling..

Apakah kali ini harus aku reject lagi? Sudah saatnya kah aku menjawab telepon ini? Ada banyak pertanyaan yang terlintas dibenak Je ketika tahu siapa yang memanggilnya di seberang sana. Baru saja jemarinya ingin menekan tombol bergambar gagang telepon berwarna hijau, tertulis one missed call. Entah untuk yang berapa kali hal ini terjadi. De javu? Mungkin iya mungkin tidak.

“Mau saya buatkan internet (red: indom*e telur kornet) mbak?” Si office boy membuyarkan semuanya. Baik hati, memang.

Sekali lagi dijawab dengan anggukan lagi. Kali ini dengan senyum getir. Dan malam ini pun berlanjut dengan kebisuan dan keresahan yang berkepanjangan. Dan sebuah keputusan besar pun dilakukan Je.  Panggilan keluar dari smartphone nya.

Calling Mommy..

“Halo ibu, maaf tadi lagi sholat isya dulu. Ibu apa kabar?”  

Je dan ibunya terlibat perdebatan panjang yang berakibat kebisuan selama 3 bulan itu. Masalah anak gadis satu-satunya dikeluarga ibu, yang memutuskan untuk hijrah ke ibukota demi karir. Meninggalkan orang tua dan kasih sayang yang besar tak terhingga.

Aku maunya kamu.

Ya titik, hanya itu yang tertulis di messages setelah mengakhiri perbincangan malam yang mengharukan antara ibu dan anak. Ibu yangmengharapkan kedatangan anaknya dan mengikhlaskan semuanya. Seorang anak yang sedari dulu mengharapkan itu semua. Ibu ikhlas mengakui anaknya yang berbeda dari gadis kebanyakan. Gadis sempurna yang selalu orang tua harapkan dan bisa dibanggakan.

‘Terima kasih ibu sudah menerima kekuranganku. Menerima anakmu yang seorang lesbian ini.’   


Bandung, 15 Januari 2012. 20.10 WIB
#15HariNgeblogFF
it's my first time to join this one..
:)

2 komentar:

  1. jleb! pertama kalinya gue baca tulisan lo dlm bhasa Indonesia. *biasanya baca hasil karya mengarang lo di kelas pake bahasa Inggris. Hahahahaha.. Satu kalimat. "You do can be a writer."
    this FF? EPIC! :D

    BalasHapus
  2. hahahahahaha...
    karangan bhs inggris anak TK,,

    but thank you for the comment,,
    :)

    BalasHapus