MERINDUKANMU ITU, SERU..

Ya ampun, nih kertas masih kosong aja. Mampet banget nih otak. Deadline besok pagi. Arrrrggggghhhhh…..

Waktu sudah menunjukkan pukul 2.40 dini hari. Mungkin Ratna tidak menyadarinya, karena baginya waktu memang berjalan begitu cepat. Tugas design grafis nya belum juga rampung. Sebagai mahasiswa jurusan Design Komunikasi Grafis memang dituntut berotak revolusioner alias penemu. Harus menciptakan alat bantu manusia atau seni 3D yang belum pernah ada di dunia.

Tut..tut...tut..

“Halo,, siapa nih?”

“Dewooo… bantuin gue dong,, mampet nih otak..” rengek Ratna.

“Ya ampun Na… gue baru aja tidur,,,” seolah tau kebiasaan sahabatnya itu.

“Ayolah.. sebentar aja…”

“Ya udah gue kesitu 15 menit lagi..”

Seperti yang diharapkan Ratna, Dewo datang bak superhero yang menyelamatkannya dari tugas jahat yang setiap hari membunuhnya. Hampir. Karena selalu ada superhero bukan?

Dasar cungkring, Cuma elo superhero gue. Walaupun gue udah nolak lo berapa kali lo tetep aja mau jadi temen gue. Lo bilang ‘merindukanmu itu, seru!’. Karena gue kayak flying fox, gak cukup sekali nyobain sensasinya sampai lo akhirnya nemuin trek yang terpanjang, itu alasan elo.

***

“Thanks ya Dewo bukan Budjana,,”

“Hmmm…”

“Kok ‘hmm’ sih?” Tanya Ratna seraya pasang muka imut.

“Kalo cuma makasih sih,, udah sering gue denger.. gue minta imbalan ah sekarang?”

“Yeee.. belum juga minta udah dikasih manyun..” Dewo mencubit pipi Ratna yang chubby. Kemudian menggandeng tangannya dan berjalan kearah kantin kampus. Badan sih cungkring tapi makan kayak orang busung lapar. Kemana larinya tuh makanan.

“Hah.. kenyang..” Dewo memegangi perutnya yang kekenyangan. “Thanks ya Na..”

“Hmmm…” balas Ratna.

“Kok ‘hmmm’ sih?” Kata Dewo menirukan Ratna. Tapi Ratna tak bergeming. Dia malah bengong dengan posisi mulut masih menempel di sedotan minumannya. Seolah tau kondisi Ratna, Dewo pun berlalu dan beberapa menit kemudian Dewo mengajak Ratna pergi.

“Eh.. belum dibayar?”

“Udah dibayar!” Jawab Dewo tegas.

“Terus mau kemana ini? Gak usah diseret juga kaliii..”

Tapi Ratna tetap saja mau mengikuti kemana pun Dewo membawanya. Sampai lah di padang rumput, tempat favorit mahasiswa kampus di kala siang hari. Dewo mengajak Ratna untuk duduk dan menikmati semilir angin sepoi-sepoi.

“Na, mungkin untuk yang terakhirnya gue minta sesuatu sama elo..” tiba-tiba Dewo berubah serius.

Ratna mencium gelagat mencurigakan dari sikap Akhir-akhir ini. Tidak seperti biasanya, Dewo yang suka becanda dan keras kepala sekarang jadi pendiam dan penurut. Ada sesuatu yang memang dia sembunyikan.

“Elo adalah cewek yang punya trek terpanjang dalam hidup gue. Entah kenapa gue emang gak bisa bosen sama elo. Gue berusaha untuk bikin sesederhana mungkin perasaan gue sama elo,,”

“Jadi, gue mutusin untuk gak lagi ganggu elo dengan perasaan gue..” Dewo tarik nafas dalam dan berkata lagi. “Gue udah jadian ama Shinta. Dan gue seneng banget..”

“Gue ikut seneng Dewooo…”

Reflek, Ratna pun memeluk Dewo. Ada getir dalam hatinya.

Kenapa gue mesti sedih, harusnya gue seneng. Karena gue gak punya lagi perasaan terbebani. Tapi kenapa gue sedih sekarang? Kenapa gue jadi kangen ama lo yang dulu. ‘Merindukanmu itu, seru..’ masa gue kena kalimat itu sekarang.

Fin.

Bandung, Senin malam.. 6.07 pm

#15HariNgeblogFF

Dibaca dan di-komen ya… :)