Sabtu, 24 Maret 2012

KISAH KUPU-KUPU YANG LUCU..


Diceritakan ada sebuah kerajaan bernama Garden of love nan indah di negeri antah berantah. Disana hidup bermacam –macam jenis flora dan fauna. Dari yang lucu-lucu sampai yang menggelikan. Dan cerita ini dimulai di pagi yang cerah ini..

Di taman bunga ini..
Kulihatmu..
Mengepakkan sayap dengan indahnya..
Dengan angkuhnya, kau terbang dan tak melihat sekitar..
Tapi kamu tetap cantik..

Begitulah ungkapan hati seorang kumbang jantan bernama Bugy. Sejak lama dia mengagumi seekor kupu-kupu cantik bernama Fleya. Bisa dikatakan Fleya adalah salah satu primadona di taman bunga ini. Siapa pun yang melihatnya akan terpesona dan terpana. Tetapi Fleya ini mempunyai sifat sombong dan angkuh. Tidak sedikit yang membenci Fleya karena sifatnya itu.

“Hai Fleya…”

Tiba-tiba Bugy menghadang dan membuat Fleya yang sedang asyik tebar pesona pun terkejut.

“Ya ampun Bugy..” Sergah Fleya. “Kau membuatku terkejut..”

“Selamat pagi Fleya, kamu cantik hari ini..” Kata Bugy memuji.

“Iya aku sudah tahu itu. Aku memang selalu cantik.” Balas Fleya sombong sambil terus terbang dengan mempesona.

“Mau kemanakah kau hari ini?” Tanya Bugy.

Fleya tak menjawab. Dia terus saja berlalu kearah sebuah taman.

“Pasti kau hendak ke taman mawar?” Tanya Bugy sekali lagi.

Dia tetap tak menjawab. Sepertinya Bugy selalu dikecewakan oleh cinta bertepuk sebelah tangan. Kumbang jantan yang malang.

Di taman mawar ini, Fleya diberi tugas oleh Sang Ratu Lebah untuk mengumpulkan madu dari bunga mawar. Dengan sangat hati-hati Fleya melakukan tugasnya. Dia sedikit takut dengan duri mawar yang tajam akan melukai sayapnya yang elok.

Auw…

Tiba-tiba sayap Fleya tersangkut di salah satu duri mawar. Cemas dan panik terlihat diwajah Fleya. Menarik sayapnya sama saja dengan merobek sayapnya. Dilihatnya tak ada siapa pun di taman mawar ini selain dia. Dengan sekuat hati memberanikan diri untuk teriak.

Toloooooooonnnnnnnnggggggg….
Toloooooooonnnnnnnnggggggg….

Satu dua kali jeritan tak berhasil. Tak kunjung datang pertolongan untuknya. Fleya pun teriak lagi dan lagi dan semakin kencang.

Toloooooooonnnnnnnnggggggg….
Toloooooooonnnnnnnnggggggg….

“Tolong aku…” Rintih Fleya.

Perlahan Fleya putus asa dengan usahanya. Dia semakin kesakitan dan menangis tersedu-sedu. Sadar akan sikapnya yang selama ini sombong, membuat Fleya merasa bersalah. Pasti hewan-hewan lain mengacuhkannya karena sikapnya yang angkuh dan acuh pada sesama.

Tetapi, perlahan gaung jeritan Fleya terdengar oleh Bugy. Dia pun tahu kalau suara itu pasti Fleya dan segera terbang menuju ke taman mawar. Bugy melihat Fleya yang kesakitan dan menangis karena sayapnya tersangkut duri mawar.

“Fleya. Tahan sebentar ya.. aku akan menolongmu.”

Setelah beberapa saat, sayap Fleya pun dapat diselamatkan. Tubuh kumbang yang tebal dan keras memang sangat membantu Fleya yang tersangkut duri mawar.

“Terima kasih ya Bugy..”

Fleya untuk pertama kalinya memberi ucapan terima kasih kepada Bugy. Bugy merasa sangat senang. Dia bahkan sampai terbang kesana kemari saking girangnya. Fleya jadi tersipu malu oleh sikap Bugy.

“Kamu memang kupu-kupu yang lucu, Fleya..”

“Terima kasih, Bugy. Karena kau aku jadi sadar, aku tak boleh sombong. Sempat terpikir olehku kalau kamu tidak datang menolongku. Mungkin aku sudah kesakitan dan mati.”

“Sama-sama, Fleya. Kau akan menjadi semakin cantik kalau hatimu juga cantik.”

Fin. 

#FFHore..
cerita fabel membutuhkan imajinasi yang luar biasa..
heheheheheh.. sila dikomen... :) 

PAYUNG UNGU AMELA..


”Aduh,, kapan sih ini ujan berentinya?” Gerutuku sore itu di salah satu halte busway.

“Kayaknya ampe malem mbak.” Seseorang menjawab. Aku tak menggubris.

“Ojek payungnya kak?”

“Nggak dek.. makasih.” Jawabku ketus.

Dengan rasa kecewa gadis itu pergi dan menawarkan payungnya pada yang lain.

“Ojek payungnya kak?”

“Ehm.. kamu udah dari tadi ya ngojek payung?” Laki-laki itu balik bertanya.

Gadis mengangguk sambil memegangi payung ungu-nya. Terlihat dari bibirnya yang sedikit membiru dan badannya menggigil kedinginan.

“Ya udah aku mau ngojek payungnya.”

Laki-laki itu mengambil payung ungu gadis itu. Badannya yang tinggi membuat gadis cilik itu tak cukup tempat untuk berteduh dari payungnya. Sadar akan hal tersebut, si lelaki itu tiba-tiba menggendong gadis kecil itu. Mereka pun berjalan ke seberang jalan.

Karena busway tak kunjung datang, aku mau tak mau menyaksikkan peristiwa haru itu. Gadis kecil itu tampak bahagia digendong dan diajak becanda oleh lelaki itu.

“Nah, udah nyampe.” Ujar lelaki itu sembari mengeluarkan uang bergambar I Gusti Ngurah Rai. Gadis itu tampak terkejut dan mengerutkan alis.

“Itu untuk ojek payung dan hiburan sore ini. Makasih ya..”

Gadis kecil itu masih diam dan belum puas dengan jawaban lelaki itu.

“Anggap saja kamu hari ini kamu sudah mendapat banyak pelanggan, jadi kamu sekarang cepat pulang biar gak sakit.”

“Makasih ya kak,,” Jawabnya lirih.

Dengan langkah gontai, gadis kecil itu berlalu menuju seberang jalan. Dia tampak menimang-nimang uang hasil ojek payungnya.

“Hey,, tunggu.” Lelaki itu memanggilnya lagi. “Ini buat kamu lagi. Tapi kamu kasih tahu dulu siapa namamu?”

“Amela, kak..” jawab gadis itu lirih. Dia pun menerima hadiah keduanya yakni permen lollipop. Kali ini dia tersenyum puas.

***
Keesokan harinya..

Sebuah kecelakaan terjadi kemarin sore di ruas jalan Merdeka, Jakarta Barat yang menewaskan seorang gadis kecil. Ketika jenazah ditemukan, sudah dalam keadaan tak sadarkan diri dengan tangan memegang paying ungu. Dapat dipastikan dia adalah seorang pengemis kecil yang berusia sekitar 10 tahun. Gadis kecil itu mengalami tabrak lari oleh sebuah mobil sedan hitam yang melaju cukup kencang dari arah berlawanan. Mobil sedan tersebut diketahui oleh beberapa saksi dengan plat nomor B 1660 SS. Sampai saat ini mobil tersebut masih dilacak keberadaannya. Dan pengemudinya akan ditetapkan sebagai tersangka tunggal….

Amela..

Tak berani aku meneruskan berita pagi ini. Bahkan aku tak berani mengucap namanya, hanya sekedar dalam hati. Aku hanya mematung di depan televise.

“Kamu kenapa sayang?” Seseorang membelai rambutku.

“Kamu harus tanggung jawab mas.. Dengan masih memandang layar kosong aku berujar. “Aku tahu siapa gadis kecil yang semalam kita tabrak.”

Lelaki yang kupanggil ‘mas’ itu pun bereaksi sama sepertiku. Terduduk lemas dan kini mematung. Mungkin kita berdua bisa saja menghilang tanpa jejak. Tapi ada saksi mati yang melihatnya, yang mungkin saja bisa bicara. Payung ungu Amela adalah saksi bisu kejadian semalam. Saat aku dan lelaki beristri nan kaya raya ini hendak menuju hotel. Dan kejadian tabrak lari itulah yang sekarang akan membongkar semua rahasia busuk ini.

Fin.  

#FFHore..
kerja keras buat bikin FF ini.. 
sila dikomen.. :)  

Jumat, 16 Maret 2012

CINTA ITU MENYEMBUHKAN..


Singapore, 11 Januari 2012..

“Kamu sakit apa?” Tanya Bapak di seberang telepon.

“Biasa pak, amandelnya kumat.. uhuk..uhuk.. !!” Jawabku terbatuk-batuk.

“Makanya jaga kesehatan, jangan minum es, makan yang pedes,,” Kudengar suara Bapak bergetar. “Kalo sakit gini kan siapa yang ngurus..”

“Ada mbak Dian, Pak. Dia kan lagi skripsi.. uhuk..uhuk.. jadi sering di rumah. Bapak tenang aja ya..”

Ada hening yang panjang disela obrolan kami. Begini lah cara kami untuk menyembuhkan rasa sakit di dalam hati. Jarak yang membentang luas diantara kami berdua membuat luka baru. Rindu kasih sayang dan perhatian lah luka baru itu. Dan cinta adalah obat bagi kami. Ya, cinta itu menyembuhkan.

“Gimana kabar mbak Sukma, Pak?” Tanyaku memecah keheningan.

“Kabarnya baik, persiapan pernikahannya juga tinggal dikit lagi. Kamu kapan pulang?”

“Minggu depan, Pak.. uhuk..uhuk..!!”

Yo wes, kamu istirahat ya.. jangan lupa makan dan minum obat.” Pesan terakhir Bapak selalu membuatku terharu.

“Iya pak, Bapak juga ya, jaga kesehatan. Salam buat ibu dan mbak Sukma. Assalamuallaikum..”

“Waallaikumsalam..”

Tut..tut..tut..
***

Jogjakarta, 20 Januari 2012.. Siang hari..

Baskoroooo.. brengseeeeek.. kurang ajaaaaarrrr….. matiiii koweeee…

Kudengar jeritan mbak Sukma lagi. Mendengar jeritannya saja sudah membuat orang bergidik ngeri. Tapi jeritan dalam batinnya lah yang sebenarnya lebih keras dan menyayat hati.

“Pak, ayo digowo ae anake nang rumah sakit,, aku gak tego pak..” Ibu tak henti-hentinya menangisi anak gadisnya yang mengalami depresi luar biasa.

Wes buk,, tenang ya.. mbak Sukma pasti sembuh kok..” Aku mendekap Ibu agar tenang.

Kulihat Bapak mendekat ke ruangan tempat tinggal yang baru mbak Sukma. Ruang terbuka namun tak ada kasur, lemari, bahkan meja rias yang biasa anak perempuan punya. Hanya ada mbak Sukma dengan kakinya yang terpasung.

Baskorooooooooo… kowe lapo ninggalno aku…. Aaaaarrrrgggggghhhhhh…

Mbak Sukma bersiap melakukan tindakan menyakiti diri sendiri, kemudian Bapak mendekat dan mencegahnya. Bapak mendekap mbak Sukma dengan lembut dan membisikkan sesuatu kepadanya. Kulihat Bapak menetaskan air mata, kepedihan yang terasa dari seorang ayah.

“Maafin Bapak ya nduk,,”

Sayup-sayup kalimat itulah yang aku dengar dari Bapak. Perlahan mbak Sukma menghentikan jeritan dan omelannya. Kidung-kidung lirih terdengar seperti ‘nina bobo’ buat mbak Sukma. Dia semakin tenang dan nampak lelah hingga membuatnya tertidur di dekapan Bapak.

“Pak, maafin Sukma ya..”

Sepertinya mbak Sukma mengigau seperti biasa. Itulah bukti bahwa dia sebenarnya tidak gila, hanya mengalami guncangan jiwa yang hebat. Setidaknya itulah yang diyakini Bapak. ‘dia pasti sembuh’ begitu kata Bapak. Dan aku semakin yakin juga bahwa cinta itu menyembuhkan..
***

Saat ini..

“Selamat ya nduk,, kamu jadi lulusan terbaik.. Bapak bangga sama kamu..”

“Jangan nangis toh pak,, malu banyak orang..” Ibu menyenggol lengan Bapak. Dengan cepat Bapak mengusap air disudut matanya. Dan diganti dengan senyum haru.

“Justru aku yang bangga sama Bapak. Pria berhati besar, peternak bebek asal Jogja yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai luar negeri. Dan mempunyai dua anak gadis yang cantik dan pintar..”

Kami bertiga pun tak kuasa menahan haru yang tercipta. Kudekap kedua orang tuaku seperti baru pertama kali bertemu. Lama dan hening.

“Sekarrrrrrr…..” Teriak seseorang di kejauhan.

“Mbak Sukma…”

Hari ini akan menjadi hari terbaik dan terindah dalam hidupku. Lengkap sudah kebahagiaan ini karena semua sakit yang pernah kami alami, kini sembuh dan cinta lah obatnya.

Fin. 

Dedicate to my father..
miss him so much.. 
:)  

Senin, 12 Maret 2012

AKU SAKIT KARENAMU, GIGI...

Koffe Kaffe. 8 pm. Don’t be late!!!

Pesan singkat itu membuyarkan lamunanku siang ini. Ditengah kesibukan sebagai tukang buat sketsa alias design graphic, yang berteman deadline, aku juga seorang pria beruntung. Beruntung masih ada perempuan cantik yang mau menjalin kasih denganku. Dengan bangga aku mengatakan ‘aku bukan fakir asmara’.

“Masbro.. nglamun aje nih..” Kaget aku dengan suara Joko yang cempreng.

Aku membalasnya dengan cengiran kuda.

“Pasti pacar lagi ya?”

Kali ini kubalas dengan anggukan.

“Ya.. aku sih nyaranin putus aja..”

“Gak segampang itu kali, Ko.. Dia itu…”

Ya seperti biasa kalimat selanjutnya susah untuk dikatakan. Ada sesuatu yang terganjal disana. Sampai sekarang aku masih bingung dengan perasaanku sendiri. Kenapa aku selalu ‘terdiam’ ketika berbicara tentang sosoknya.

7.45 pm on the way..

 Aku masih duduk dikursi kemudi mobil cicilan ini. Masih ragu untuk masuk ke tempat janjianku dengan pacarku. Aku lupa hari apa ini, untuk merayakan apa, apakah ada yang ulang tahun hari ini. Semoga bukan aku saja, pria yang lupa akan hal-hal tersebut.

Dimana? Aku sudah sampai dari tadi.

Sebentar lagi aku sampai.

7.55 pm depan pintu kafe..

Sebenarnya aku sangat menyukai design kafe ini, aroma Italy-nya kental sekali. Setiap detil dari bangunannya hampir dibuat sama dengan yang disana. Setiap sudutnya mampu menjadi saksi setiap peristiwa yang terjadi di dalam kafe. Senang karena ‘jadian’, sedih karena putus cinta, bimbang karena belum ditembak juga, dan sebagainya.

Gubrak!!!

Damn!!!

“Ya ampun mas.. kalo berdiri jangan di depan pintu dong.. kan buat keluar masuk orang.. “

Kudengar dia terus saja mengomel sambil berlalu meninggalkan korbannya. Yaitu aku. Apes benar sudah kejedot pintu dimaki pula sama mbak-mbak judes.

“Kamu lama banget sih… “

“Sorry sayang, hari ini deadline..” alasan klasik tapi selalu sukses.

“Eh, tunggu..” dia menatapku penuh ‘investigasi’. “Bibir kamu…”

“Oh iya tadi aku kejedot pintu..” sambil sesekali kuusap darah yang masih tersisa karena kejedot pintu kafe.

“Kamu gak apa-apa kan?” Tanya Mira.

“Ya agak sakit sih gigi ama bibirnya.. hehehehe..”

“Sebenarnya aku mau bilang sesuatu sama kamu.. “

Aku mulai curiga dengan kalimat tersebut. Ini pertanda sesuatu.

“Aku mau kita putus, Bay..” kudengar suaranya lirih kepadaku.


3.45 am in my room..

Jujur aku juga sudah bosan denganmu, harusnya sudah kuputuskan kamu sejak dulu. Terlalu indah malam ini untuk kutangisi perpisahan kita. Ini tangis bukan cinta tapi karena gigiku sudah tak sempurna lagi. Bibirku sudah tak bisa mengembangkan senyum maut perayu. Itu semua karenamu. Mira, I hate you..

Aku sakit karenamu, gigi..

Saking sakitnya, aku lupa dengan luka dalam hati. Aku terus mengusap-usap pipiku yang mulai bengkak sebelah karena gigiku ada yang tanggal. Bagaimana bisa sakit gigi ini menjadi semacam penderitaan panjang. Persetan dengan Meggy Z. Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati. Itu semua bohong!

Insomnia. Lama aku tak bersahabat denganmu semenjak aku bertemu dengannya. Tapi malam ini kita bersua kembali. Hari ini akan kujadikan sebagai peristiwa paling haru-biru. Kesialan yang berujung pada sakit gigi yang teramat ngilu.


Fin.

Bandung, 12 Maret 2012
Monggo dikomen.. :)