Koffe Kaffe. 8 pm. Don’t be late!!!
Pesan singkat itu membuyarkan lamunanku siang ini. Ditengah
kesibukan sebagai tukang buat sketsa alias design graphic, yang berteman
deadline, aku juga seorang pria beruntung. Beruntung masih ada perempuan
cantik yang mau menjalin kasih denganku. Dengan bangga aku mengatakan ‘aku
bukan fakir asmara’.
“Masbro.. nglamun aje nih..” Kaget aku dengan suara Joko yang
cempreng.
Aku membalasnya dengan cengiran kuda.
“Pasti pacar lagi ya?”
Kali ini kubalas dengan anggukan.
“Ya.. aku sih nyaranin putus aja..”
“Gak segampang itu kali, Ko.. Dia itu…”
Ya seperti biasa kalimat selanjutnya susah untuk dikatakan. Ada
sesuatu yang terganjal disana. Sampai sekarang aku masih bingung dengan
perasaanku sendiri. Kenapa aku selalu ‘terdiam’ ketika berbicara tentang
sosoknya.
7.45 pm on the way..
Aku masih duduk dikursi
kemudi mobil cicilan ini. Masih ragu untuk masuk ke tempat janjianku dengan
pacarku. Aku lupa hari apa ini, untuk merayakan apa, apakah ada yang ulang
tahun hari ini. Semoga bukan aku saja, pria yang lupa akan hal-hal tersebut.
Dimana? Aku sudah sampai dari tadi.
Sebentar lagi aku sampai.
7.55 pm depan pintu kafe..
Sebenarnya aku sangat menyukai design kafe ini, aroma Italy-nya
kental sekali. Setiap detil dari bangunannya hampir dibuat sama dengan yang
disana. Setiap sudutnya mampu menjadi saksi setiap peristiwa yang terjadi di
dalam kafe. Senang karena ‘jadian’, sedih karena putus cinta, bimbang karena
belum ditembak juga, dan sebagainya.
Gubrak!!!
Damn!!!
“Ya ampun mas.. kalo berdiri jangan di depan pintu dong.. kan
buat keluar masuk orang.. “
Kudengar dia terus saja mengomel sambil berlalu meninggalkan
korbannya. Yaitu aku. Apes benar sudah kejedot pintu dimaki pula sama mbak-mbak
judes.
“Kamu lama banget sih… “
“Sorry sayang, hari ini deadline..” alasan klasik tapi selalu
sukses.
“Eh, tunggu..” dia menatapku penuh ‘investigasi’. “Bibir kamu…”
“Oh iya tadi aku kejedot pintu..” sambil sesekali kuusap darah
yang masih tersisa karena kejedot pintu kafe.
“Kamu gak apa-apa kan?” Tanya Mira.
“Ya agak sakit sih gigi ama bibirnya.. hehehehe..”
“Sebenarnya aku mau bilang sesuatu sama kamu.. “
Aku mulai curiga dengan kalimat tersebut. Ini pertanda sesuatu.
“Aku mau kita putus, Bay..” kudengar suaranya lirih kepadaku.
3.45 am in my room..
Jujur aku juga sudah bosan denganmu, harusnya sudah kuputuskan
kamu sejak dulu. Terlalu indah malam ini untuk kutangisi perpisahan kita. Ini
tangis bukan cinta tapi karena gigiku sudah tak sempurna lagi. Bibirku sudah
tak bisa mengembangkan senyum maut perayu. Itu semua karenamu. Mira, I hate
you..
Aku sakit karenamu, gigi..
Saking sakitnya, aku lupa dengan luka dalam hati. Aku terus
mengusap-usap pipiku yang mulai bengkak sebelah karena gigiku ada yang tanggal.
Bagaimana bisa sakit gigi ini menjadi semacam penderitaan panjang. Persetan
dengan Meggy Z. Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati. Itu semua bohong!
Insomnia. Lama aku tak bersahabat denganmu semenjak aku bertemu
dengannya. Tapi malam ini kita bersua kembali. Hari ini akan kujadikan sebagai
peristiwa paling haru-biru. Kesialan yang berujung pada sakit gigi yang teramat
ngilu.
Fin.
Bandung,
12 Maret 2012
Monggo
dikomen.. :)
☀☺Ќξ²☀;) .. Kok :)
BalasHapusKoreksi :
Kata tukang sketsa diilangin aja, design grafis udah familiar
makasih koreksi nya..
Hapusmau nya pake istilah bahasa indonesia, tp gak tau apa yg paling tepatnya,,,
heheheheheh...
:)
Menurutku yg bener graphic designer... Ya bukan???
BalasHapusnah itu istilah umumnya..
Hapusada istilah dlm Bahasa yg tepat nggak??
hehehhehehe..
aq susah mencari kata yg tepat..
:)
unyu.. hahahaha..
BalasHapusLanjutkan! :D
makasih unye..
Hapus:)
siap laksanakan!!