Selasa, 24 Januari 2012

INI BUKAN JUDUL TERAKHIR..


 “Kita putus.”

Kulihat ekspresi wajahnya biasa saja. Tidak menunjukkan sedikit pun penyesalan atas apa yang dia lakukan padaku. Dia masih berhubungan dengan mantannya, mungkin karena masih sayang. Ternyata selama ini aku hanya dianggapnya sebagai pelampiasan.

“Aku tahu kamu masih sayang sama dia.” Kutarik nafas panjang. “Jadi, kamu selesain semuanya ama dia, dan kita gak usah dulu berhubungan. Itu adil buatku dan dia..”

Dia masih saja diam dan tidak berpendapat sama sekali. Aku pun beranjak pergi keluar studio latihan band.

“Jangan kayak gitu dong, Da..” ada yang menahanku ketika aku keluar dari studio.

“Lepasin gue, El..” pintaku. “Gue udah cukup sabar ama dia,,”

“Tapi, Cuma elo yang bisa ngerubah dia jadi kayak sekarang..”

“Elo gak ngerti perasaan gue,,” jari telunjukku hampir menyentuh matanya. “Lihat sekarang, apa dia usaha buat nyegah gue, dia malah diem aja dari tadi.. gue sakit hati, El..”

Amarah dan kekesalan yang memuncak tak sanggup membendung air mataku. Perlahan kuhapus air mata yang mengalir deras dan segera kutinggalkan studio itu. Meninggalkan sahabatku Ello dan Jerry, yang kini jadi mantan, dan semua sakit hati ini.
***

“Da, elo udah denger belom?” Maya sahabatku ini biang gossip terkenal dikampus. “Katanya si Jerry ‘kacau’ lagi.. dan parahnya, itu sejak lo mutusin dia.”

I don’t care..”

Walau mulutku mengatakan tidak tapi hatiku selalu terpengaruh juga oleh perasaan sayang dan peduli padanya. Kuputuskan untuk pergi ke studio, tempat latihan band Jerry. Hari ini mereka latihan dengan personil yang lengkap.

“Hai, guys.. lagi break ya?” Tanyaku ragu pada mereka. Karena kulihat mereka seperti kurang semangat. Tak ada yang menyaut ucapanku. Mereka hanya diam dan sibuk menyetel alat music mereka.

“Sorry deh kalo ganggu..”

“Aida, tunggu.. aku cuma.. mau minta maaf soal kemarin-kemarin..”

Kulihat tangan Ello terulur tanda dia minta maaf dengan tulus. Kusambut tangannya dan aku tersenyum padanya.

“Maafin aku ya, aku baru ngerti sekarang. Gimana rasanya jadi orang yang penyayang dan tersakiti. Aku belajar sabar dan ketulusan dari kamu..”

Kulihat Ello semakin dewasa beberapa hari ini. Banyak hal yang aku kagumi dari dia, karena kedewasaanya. Aku selalu menganggapnya sebagai kakakku.

“Dan aku juga belajar arti pengorbanan dari Jerry.. sudah lama aku mengincar hati Fani, tapi dia lebih memilih Jerry.”

Tak kusangka Ello akan menceritakan yang sebenarnya tentang isi hatinya. Fani, mantan pacar Jerry itu, adalah perempuan yang beruntung. Dia dicintai oleh dua lelaki, idola para wanita di kampusku.

“Sakit hati ini bukan lah judul terakhir dari kisah hidup kita. Aku yakin itu, Da..”

“Ya suatu saat nanti kita akan menemukan orang yang tepat di hidup kita.” Kupandang Ello dengan keyakinan yang dia ciptakan tadi.

Beruntungnya wanita yang akan memiliki hatimu,El..

Andai aku lelaki yang tepat untukmu, Da..


Fin.

Bandung, Rabu siang.. 1.11 pm
#15HariNgeblogFF
Ide cerita dari pengalaman sendiri.. sila di komen.. :)

2 komentar: