JADILAH MILIKKU, MAU?
Ini cerita tentang seorang pemuda asal
Magelang-Jawa tengah. Mahasiswa semester 7 fakultas sastra Indonesia di sebuah
universitas bonafit di Bandung. Lagi galau sama skripsi (boleh dibaca skipsh*t,
bagi beberapa kalangan yang sensi sama yang satu ini) dan seorang perempuan
manis tak menjemukan. Seperti tagline film 500 days of Summer ‘this
is not love story but the story about love’. Cerita pun berawal disini..
“Senja Prameswari..” seorang mahasiswa sedang
melakukan absensi untuk pendaftaran Komunitas Penyair Kece (KPK).
Sontak semua mahasiswa menoleh kearah suara
tersebut dan terlihat mata penasaran nan resah dari semua yang ada diruang secretariat
itu. Siapakah gerangan pemilik nama sehangat itu?
“Ya.. saya.” Dia pun mengangkat tangannya seraya
melangkah maju ke meja pendaftaran.
Dan sudah dapat dipastikan semua tanya terjawab,
perempuan manis dan ayu perawakannya lah pemilik nama itu.
Satu pemuda dibuat berhenti melakukan segala
aktifitasnya karena ingin mengagumi segala hal yang ada pada Senja. Rambutnya,
wajahnya, perawakannya yang santai tapi tetap ayu, semua yang nampak terlihat
oleh mata telanjang lelaki.
“Raden Jalu Prasetyono.” Pemuda yang memanggil
nama hangat itu berdiri dan mengulurkan tangannya.
Kagaduhan pun langsung terjadi dengan cepatnya,
semua tertawa. Tapi tidak untuk kedua mata Jalu dan Senja. Bagai adegan slow
motion bin lebay di film-film drama, suara tawa riuh itu ibarat lagu
cinta yang mengiringi momen romantic ini.
Senja. Tak terduga uluran tangan Jalu disambut
anggun oleh Senja. Tawa jadi bisu. Heran. Tidak percaya. Khawatir. Kecewa. Dan sejuta
kata yang tak mampu tertulis.
(Dipercepat) 9 bulan kemudian..
“Jadilah milikku, mau?”
Senja pun berfikir keras untuk mencerna makna
dibalik kalimat yang dilontarkan Jalu sore itu di atap gedung sekretariat
mahasiswa.
“Kira-kira pas nggak untuk judul cerita
selanjutnya?” Tanya Jalu kepada Senja. Kepada dua senja yang hari itu sama
indahnya bagi Jalu.
“Ehm.. bagus sih, menarik kata-katanya. Tapi kalau
kamu bisa, ceritanya dibikin universal ya? Soalnya kan acara ini untuk
semua kalangan, ada anak-anak, ada orang tua juga. Biar semua bisa dapet pesan
dan kesannya..”
Setiap kata yang kamu ucapkan adalah keharusan. Keharusan
yang untuk aku dengar, rasakan dan nikmati. Tak terlewatkan dan tak tercela. Hati
Jalu sedang merangkai syair nan indah untuk dia yang dipuja.
Sadar sedang diperhatikan. Entah untuk yang berapa
kalinya. Entah sudah berapa banyak momen seperti ini terjadi pada mereka
berdua.
“Berusahalah untuk tidak tertangkap olehku lagi,
Jalu..”
“Kalau begitu jadilah milikku, Senja..” akhirnya
perasaan Jalu keluar juga. “Maka aku tak akan lagi merasa menjadi penjahat
biadab yang menikmati segala keindahan dirimu tanpa permisi.”
“Senja yang mana yang ingin kau miliki?”
“Kalau kamu jadi milikku, maka aku tak butuh
lagi senja yang diberikan alam untuk kunikmati bersama Senja Prameswari seperti
biasa.”
Raden Jalu Prasetyono, hari ini telah menemukan
senja yang bisa ia nikmati tanpa batas waktu. Dan Senja Prameswari hari ini
telah mendapatkan seseorang yang sanggup menikmati keindahannya tanpa batas
waktu.
Fin.
Bandung, 16 januari 2012
#15HariNgeblogFF
my second FF..
enjoy reading and please comment..
:)
I love senja ;)
BalasHapusme too..
BalasHapusthat's why i choose Senja as the character of story..
thank you for the comment...
:)
sejuk sekali cerita ini :)
BalasHapuslovely. ;)
BalasHapusmakasih banget buat komennya..
BalasHapus:)