Kamis, 26 Januari 2012

SAH...


Buku kedua Kisah Odol dan Sikat..
Part 1
***

“Pokoknya kalo kamu gak dateng setengah jam lagi, acaranya udah mau mulai..” rengekku di saluran telepon.

“Iya iya.. ini juga udah di mobil..” kudengar suara mesin mobil menyala. Beep.

Memang dibutuhkan kesabaran dan pengertian yang besar untuk kekasih yang workaholic. Sejak aku dan dia dijodohkan, hal lain yang harus dipikirkan adalah orang tua masing-masing. Keluarguku dan dia sama-sama berdarah Jawa yang kental. Dimana tradisi dan kepercayaan mutlak adanya. Semua itu berbeda jauh dengan kita yang hidup di tahun 2012.

Seperti hari ini, ada sebuah perayaan di keluarga besarku. Dari generasi leluhur sampai yang terbaru hadir dan membuat suasana seperti ada konser band. Ramai dan sesak. Untung saja rumah bapak besar dan luas jadi cukup untuk menampung sekitar 50 tamu.

“Akhirnya kamu datang juga Odol..” aku langsung menggandengnya masuk kerumah dan bertemu kelurga besar.

“Kenapa aku harus ganti baju ini..”

“Kalau kamu nggak mau di tanya macem-macem ama sesepuh ini, mending nurut aja deh..”

Ari pun mengganti kostum kerjanya menjadi pakaian adat jawa lengkap dengan blangkon di kepalanya. Kulihat dia tetap tampan seperti biasa, mungkin karena memang dia punya tampang da postur seperti model. Ah, terlalu berlebihan aku memujinya. But I think, he deserve it. 

“Kamu cantik pake kebaya..” sontak saja aku terkejut ketika dia mengucapkan itu padaku. Jodoh, pikirku. Dan acara pun dimulai.

tahap demi tahap ritual ‘ngunduh mantu’ pun telah dijalani oleh kedua mempelai. Tiga hari yang lalu kalian telah sah menjadi suami istri, dan hari ini kalian juga telah sah menjadi bagian dari keluarga masing-masing. Khususnya saudara Danu Prabowo, anda sudah resmi diterima di keluarga besar Hadiningrat…

Selamat datang kakak iparku, betapa beruntungnya dirimu mendapatkan kakakku yang baik dan setia ini. Kak Ajeng, semoga kau bahagia ya..

“Jadi pengen cepet sah juga..” celetuk Ari. Aku langsung menoleh kearahnya, dan kulihat dia nyengir kayak kuda. Untung masih kelihatan ganteng.

Dengan canda kuulurkan tangan kiriku dan menunjuk jari manis. Isyarat bahwa dia pun belum melamarku. Dia membalas candaku dengan raut muka serius. Dia memegang tanganku dan memandangku begitu lama, itu membuatku gusar.

Gak bisa diajak becanda nih cowok.

Kuputuskan untuk pergi dan membantu kakakku untuk ramah tamah dengan para tamu. Kulihat dari jauh dia tetap diam dengan sikap tangan dimasukkan ke kantong celana. Aku tahu sikap seperti itu, tanda bahwa dia sedang memikirkan sesuatu dengan serius.

Ada apa lagi ini?


To be continued..

Bandung, Kamis siang.. 2.42 pm
#15HariNgeblogFF..
Cerita berlanjut ke blog selanjutnya,, keep reading and leave comment.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar