Jumat, 27 Januari 2012

SOTO KOYA..

"mas, pesen soto koya nya ya 2.. yang satu bawang goreng sama jeruk nipisnya yang banyak." pelayan kantin kampus itu mengacungkan jempol tamda 'oke'. 
Aku masih tak percaya Jerry ingat betul kesukaanku. setiap detailnya pula. ketika kutatap, dia hanya tersenyum. Ya ampun Jerry, jangan senyum gitu dong.. males gue liatnya. 

"masih suka kan menu itu?" tanya nya ketika aku mulai mengacuhkannya. 

"iya.. " walau malas aku tetap menjawabnya dengan suaraku. 

"masih suka es kelapa muda juga?" 

"iya.." kujawab lagi tanpa melihat wajahnya. Terlalu sibuk membaca 'Bumi Manusia'nya Pramoedya.

"kalo diajak ngobrol, liat lawan bicara dong.." sadar kuacuhkan dia.

Dengan reflek, kuhempaskan buku itu ke meja dan kutatap dia beberapa detik dan tiba-tiba pesanan kita datang. Membuyarkan semua emosi yang barusan saja terjadi. Jadi gak nafsu deh,, 

"selamat makan.." 

"mas,, aku minta..."

"es kelapa muda pake sirop cocopandan.. bikin dua. makasih"

Kenapa sih nih cowok?? ilang selera gue..

*** 

"kenyang juga ya.." celutuknya siang itu usai lunch yang gagal. Gagal karena ilang semua seleraku.

"Jer,, ada yang pengen gue omongin.." 

"disana aja yuk ngobrolnya.." dia langsung menggandeng tangannku menuju sebuah bangku depan Gedung Kesenian Tari di kampus.

"cuacanya enak banget ya.." Jerry mulai lagi dengan dramanya. 

"Jer,, serius ya? ada hal yang pengen gue tanyain.." 

Dia langsung mengubah posisinya, menghadapku dan memandangiku dengan serius. Kenapa gue jadi lupa apa yang mau gue omongin? Jleb!

"gue udah serius nih.."

"ehm.. elo 'make' lagi ya?" 

"dikit.." jawabnya enteng.


"katanya mau berhenti?"


"kan gue gak bilang janji..hehehehe.." dia tahu aku tidak akan tertawa ketika sudah membicarakan hal ini. Dia sudah tak tersenyum bahkan tertawa lagi. Tapi dia sekarang kembali menjadi sosok dewasa yang dulu sempat kukenal. 


"Lo harusnya tahu siapa yang harusnya bertanggung jawab dalam hal ini.. "


"Jadi lo nyalahin gue??" tanpa sadar aku hampir teriak di depan mukanya. Sadar aku mungkin membuatnya tersinggung. Aku berubah panik dan dengan cepat aku pergi meninggalkannya. 


Kulirik dia masih diam. Kupercepat langkahku dan menuju ke tempat lain. Tapi sebuah tangan menarikku dan aku langsung berbalik. 


"Gue gak pernah nyalahin elo kok.." 

"Sorry kalo gue tadi ngebentak.." 

"Udah biasa di bentak kok.." Dia masih saja bisa bercanda. "Baikan?" Jerry mengacungkan kelingkingnya. 


"Baikan.." Aku menyambut kelingkingnya. 


Aku, Dhea Amary, yang memang tak akan pernah bisa melupakan masa lalu. Walau itu sudah berulang kali terjadi, tapi aku tak pernah bosan. Mungkin dia yang bosan. 

Cepatlah sembuh Dhea, supaya kau ingat siapa aku sebenarnya. Aku ini Herman, kakak Jerry, kekasihmu yang sudah meninggal karena narkoba. Amnesia telah menghilangkan sebagian ingatanmu tentangnya. 


Fin. 

Bandung, Jumat malam.. 6.21 pm
ikutan lagi FF nya,,, :) 
komen ya..  
 

4 komentar: